RAJA HATORUSAN II
Setelah Siraja Iborboron dewasa dia pun menikah dengan boru Jau. Tidak lama kemudian isterinya pun hamil dan setelah tiba waktunya melahirkan seorang anak yang masih terbalut ari-ari bulat seperti mellon (marbalutan/martastasan). Setelah balutannya dibuka ternyata laki2 dan karena dia lahir masih dalam balutan maka dia digelar "Hobalbaluton" Kemudian Siraja Iborboron mencari nama untuk dia dan kemudian dia teringat pesan Raja Hatorusan (Raja Uti) kepada Bapaknya Sariburaja, supaya ada keturunannya yang mengambil kerajaannya, maka anaknya itu diberi nama "Raja Hatorusan Ternyata kemudian Raja Hatorusan II menjadi Datu terkenal dan terhormat (Datu Bolon) mempunyai ilmu yang luar biasa. Dia bisa memasang aji2 pompang bala saribu tulak bala saratus. Dia punya wibawa (sahala) dan sakti sehingga orang menggelarinya Tuan Balasahunu" Raja Hatorusan II kemudian kawin tetapi isterinya tidak begitu diketahui, ada yang bilang br Hasibuan dan anaknya ada 5 orang:.
1Anak sulung, namanya: Ompu Tuan Raja Doli yang juga bergelar Datu Tala Dibabana. Setelah ayahnya meninggal dia meninggalkan Pariksabungan untuk mencari lahan yang lebih subur. Tetapi kemudian adik2nyapun pindah dari Pariksabungan, kemungkinan pada waktu sedang musim perpindahan ke daerah2 yang pada saat itu masih belum banyak penghuninya. Cerita mengenai Datu Tala Dibabana akan diceritakan kemudian.
2 Anak kedua bernama "Datu Rimbang" yang kemudian pindah ke daerah Sarinembah.
3 Anak ketiga bernama "Datu Altong" (Altokniaji) yang kenudian pindah ke tanah Karo, masuk marga Kacaribu kawin dengan br. Tompul Sipurpuron.
4 Keempat Ompu Sahangmataniari, yang pindah ke Toba Parhabinsaran, dari situ kemudian pindah ke Bandarpulo terus ke Pane dekat Asahan. Anaknya Raja Margolang, tulangnya Raja Nagaisori, anaknya Sipongki Nangolngolan yang menjadi Tuanku Rao, Raja Nagaisori pergi bersama pembantu Sipakpakhunal membawa kerbau si sapang naualu, untuk meminang boru tulangnya Raja Margolang. Keturunan Raja Margolang kemudian menjadi marga "Simargolang.
5 Anak bungsu (siampudan) bernama "Ompu Sindar Matanibulan" yang juga bergelar "Datu Mombang Napitu" beristri br Tompul Sipurpuron (Isteri I), itulah Ibu dari Simarimbunbulubosi yang tinggal di Sibaragas Sipultak. Isteri II br Harondang Pane yang melahirkan anak kembar 7, tetapi kemudian semuanya meninggal. Setelah Raja Hatorusan II wafat dia dimakamkan di parbandaan Rianiaten dekat kuburan Ayahnya Siraja Iborboron dan Guru Tateabulan.
Ke lima anak Ompu Rajadoli pergi meninggalkan Dongdong tetapi masing2 berbeda arah.
1. Anak sulung Sariburaja II, ada Torsa tersendiri setelah ini.
2. Anak kedua Sipahutar pindah ke arah Parparean, ada satu anaknya yang bernama Matasopiaklangit. Matanya hanya satu di tengah-tengah alis matanya, besarnya sama dengan alat pukul ogung. Penglihatannya sangat tajam.... Dia bisa melihat burung yang hinggap. Di ujung pohon di atas gunung. Jika ia memandang ke arah langit, dia bisa mengetahui kapan hujan datang. Mereka kemudian pindah ke Parsambilan, abak perempuannya kawin dengan marga Sitorus Pane yang ada di sana. Ada empat anak Matasopiaklangit, yang sulung pindah ke Bandarpulo, yang kedua ke arah Pagarbatu, yang ketiga ke arah Parsingkaman dan yang keempat ke arah Padangbolak.
3. Anak ketiga Siraja Hatioran/Datu Singa, keturunannya jadi marga Harahap. Dia berangkat bersama Sariburaja II ke Janjimatogu bersama adiknya Siraja Tanjung. Kemudian mereka pindah lagi ke arah Parparean. Dari situlah Sariburaja II bersampan ke Sigumpar; kalau Raja Hatioran dia pergi ke arah Habinsaran dan dari situ terus ke arah Pangaribuan terus ke Silantom terus ke Angkola. Mereka di sana jadi Rajahuta dan punya lahan yang luas.
4. Anak keempat Siraja Tanjung dari Janjimatogu terus ke Labuhole Habinsaran. Yang lainnya pergi ke arah Silindung sampai ke Barus dan yang lainnya lagi pergi ke arah Angkola.
5. Anak kelima Ramberaja, kembali ke arah Sianjurmulamula, tetapi kemudian pergi lagi dari situ ke arah Barus. Keturunannya menjadi marga Rambe. Kemudian mereka menyebar di Barus, Singkil, Dairi sampai ke daerah Langkat.
Anak perempuan satu-satunya yang bernama Siboru Hutahot kawin dengan Raja Mangarerak seperti diceritakan di atas yang datang dari Harianboho Pangoruran. Mereka diberi perkampungan di Sibisa sama mertuanya Datu Talaibabana. Tetapi sesudah Datu Talaibabana. Semakin tua dia memberikan perkampungannya Dongdong bersama semua sawah dan kebun2nya kepada menantunya/borunya karena tidak ada lagi anaknya yang tinggal dekatnya.
Komentar
Posting Komentar